Gereja menyatakan bahwa pencarian seperti pengetahuan ilmiah
adalah penyebab dosa yang asli. Uskup menggambarkan bukti mereka dari
Perjanjian Lama yang menyebutkan bahwa ketika Adam memakan pohon itu, ia
mendapat beberapa pengetahuan, Allah tidak menyukainya dan menolak memberinya
kemurahan hati. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah menolak sepenuhnya
peraturan gereja yang dianggap sebagai hal yang tabu. Akhirnya, ketika pemikir
bebas dan ilmuwan Barat sanggup mengatasi kekuatan gereja, mereka membalas
dendam dengan mencari petunjuk yang berlawanan dan menekan beberapa kekuatan
agama. Mereka beralih kepada hal-hal yang berlawanaan untuk mengatasi kekuatan
gereja dan mengurangi pengaruhnya kepada hal yang sempit dan membatasi pada
sudut-sudut tertentu.
Oleh karena itu, jika Anda membicarakan persoalan agama dan ilmu
pengetahuan dengan pemikir Barat, dia benar-benar akan keheranan. Mereka tidak
tahu Islam. Mereka tidak mengetahui bahwa Islam menjunjung tinggi status ilmu
pengetahuan dan orang yang berilmu, menghormati mereka sebagai saksi setelah
malaikat yang berhubungan dengan fakta baru tiada Tuhan selain Allah,
sebagaimana yang telah Allah firmankan kepada kita:
"Tuhan menyatakan, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain
Dia, dan malaikat-malaikat dan orang-orang berilmu yang tegak dengan keadilan. " (QS AIi Imran : 18)
Dan Allah Yang Maha Agung dan Maha Muha berfirman kepada kita:
"Oleh sebab itu, ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Tuhan
selain Allah ".(QS Muhammad : 19)
Telah diketahui dari al-Quran bahwa Nabi Adam AS diistimewakan
melebihi malaikat dengan kebaikan pengetahuan yang diberikan Allah kepadanya.
Kisah dari al-Quran menyangkal Injil yang menyebutkan orang Islam dianggap
menyimpang. Menurut al-Quran, kenyataan bahwa Nabi Adam diberi pengetahuan
adalah sebuah tanda kehormatan dan bukan karena pengusirannya dari surga. Oleh
karena itu, jika seseorang membicarakan Islam dan ilmu pengetahuan dengan para
pemikir Barat, mereka cenderung mengharapkan argumen yang sama dengan apa yang
ada dalam budaya dan agama mereka. Itulah mengapa mereka memberi reaksi dengan
keterkejutan ketika mereka ditunjukkan dengan fakta yang jelas sekali dari
al-Quran dan Sunnah.
Di antara pemikir Barat yang menampakkan keterkejutannya itu adalah
Prof. Dr. Joe Leigh Simpson, Ketua jurusan Ilmu Kebidanan dan Ginekologi dan
Pakar Molecular dan Genetika Manusia, Baylor College Medicine, Houston. Ketika
kami pertama kali bertemu dengannya, Profesor Simpson menuntut pembuktian
al-Quran dan Sunnah. Akan tetapi, kami sanggup menghilangkan kecurigaannya.
Kami menunjukkan kepadanya sebuah naskah garis besar perkembangan embrio. Kami
membuktikan kepadanya bahwa al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa turunan atau
hereditas dan sifat keturunan atau kromosom yang tersusun hanya bisa terjadi
setelah perpaduan yang berhasil antara sperma dan ovum. Sebagaimana yang kita
ketahui, kromosom-kromosom ini berisi semua sifat-sifat baru manusia yang akan
menjadi mata, kulit, rambut, dan lain-lain.
Oleh karena itu, beberapa sifat manusia yang tersusun itu
ditentukan oleh kromosomnya. Kromosom-kromosom ini mulai terbentuk sebagai
permulaan pada tingkatan nutfah dari perkembangan embrio. Dengan kata lain,
ciri khas manusia baru terbentuk sejak dari tingkatan nutfah yang paling awal.
Allah Yang Maha Agung dan Yang Maha Mulia berfirman di dalam Al-Quran:
"Celakalah kiranya manusia itu! Alangkah ingkarnya (kepada
Tuhan). Dari apakah dia diciptakan? Dari setetes air mani. (Tuhan)
menciptakannya dan menentukan ukuran yang sepadan dengannya. " (QS Abasa : 17-19)
Selama empat puluh hari pertama kehamilan, semua bagian dan
organ tubuh telah sempurna atau lengkap, terbentuk secara berurutan. Nabi
Muhammad SAW menjelaskan kepada kita di dalam hadisnya: "Setiap dari kamu,
semua komponen penciptamu terkumpul dalam rahim ibumu selama empatpuluh
hari." Di dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Ketika setetes nuftah telah melewati 42 malam, Allah
menyuruh seorang malaikat ke rahim perempuan, yang berkata: `Ya Tuhan! Ini lakilaki
atau perernpuan?' Dan Tuhanmu memutus kan apa yang Dia kebendaki. "
Profesor Simpson mempelajari dua hadis ini secara intensif, yang
mencatat bahwa empat puluh hari pertama itu terdapat tingkatan yang dapat
dibedakan secara jelas atau embriogenesis. Secara khusus, Dia dibuat kagum
dengan ketelitian yang mutlak dan keakuratan kedua hadis tersebut. Kemudian
dalam salali satu konferensi yang dihadirinya, dia memberikan pendapat sebagai
berikut: "Dari kedua hadis yang telah tercatat dapat membuktikan kepada
kita gambaran waktu secara spesifik perkembangan embrio sebelum sampai 40 hari.
Terlebih lagi, Pendapat yang telah berulang-ulang dikemukakan pembicara yang
lain pagi ini. bahwa kedua hadis ini telah menghasilkan dasar pengetahuan
ilmiah yang mana rekaman mereka sekarang ini didapatkan".
Profesor Simpson mengatakan bahwa agama dapat menjadi petunjuk
yang baik untuk pencarian ilmu pengetahuan. Ilmuwan Barat telah menolak hal
ini. Seorang ilmuwan Amerika mengatakan bahwa agama Islam dapat mencapai sukses
dalam hal ini. Dengan analogi, jika Anda pergi ke suatu pabrik dan Anda berpedoman
pada mengoperasikan pabrik itu, kemudian Anda akan paham dengan mudah
bermacam-macam pengoperasian yang berlangsung di pabrik itu. Jika Anda tidak
memiliki pedoman ini, pasti tidak memiliki kesempatan untuk memahami secara
baik variasi proses tersebut. Profesor Simpson berkata: "Saya pikir tidak
ada pertentangan antara ilmu genetika dan agama, tetapi pada kenyataannya agama
dapat menjadi petunjuk ilmu pengetahuan dengan tambahan wahyu ke beberapa
pendekatan ilmiah yang tradisional. Ada kenyataan di dalam al-Quran yang
ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan menjadi valid, yang mana al-Quran mendukung
ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah."
Inilah kebenaran. Orang-orang Islam tentunya dapat memimpin
dalam cara pencarian ilmu pengetahuan dan mereka dapat menyampaikan pengetahuan
itu daIam status yang sesuai. Terlebih lagi orang Islam mengetahui bagaimana
menggunakan pengetahuan itu sebagai bukti keberadaan Allah, Allah Yang Maha
Kuasa dan Maha Mulia untuk menegaskan kerasulan Nabi Muhammad SAW
Allah berfirman di dalam al-Quran:
"Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak,
bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka
sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran.
Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. " (QS Fushshilat : 53)
Setelah menyadari melalui beberapa contoh keajaiban al-Quran
secara ilmiah yang telah diketahui berhubungan dengan komentar yang objektif
dari para ilmuwan, mari kita tanyakan pada diri kita sendiri
pertanyaan-pertanyaan berikut:
Dapatkah hal ini mejadi sebuah kejadian yang kebetulan bahwa
akhir-akhir ini penemuan informasi secara ilmiah dari lapangan yang berbeda
yang tersebutkan di dalam al-Quran yang telah turun pada 14 abad yang lalu?
Dapatkah al-Quran ini ditulis atau dikarang Nabi Muhammad SAW
atau manusia yang lain?
Hanya jawaban yang mungkin untuk pertanyaan itu bahwa al-Quran
secara harfiah adalah kata-kata atau firman Allah yang diturunkan kepadanya.
Al-Quran adalah perkataan yang harfiah dari Allah yang Dia turunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang melalui malaikat Jibril. Al-Quran ini dihapalkan oleh Nabi
Muhammad SAW yang kemudian didiktekan kepada sahabat-sahabatnya. Para sahabat
inilah yang selanjutnya secara bergiliran menghapalkannya, menulis ulang, dan
memeriksa/meninjau lagi dengan Nabi Muhammad SAW
Terlebih lagi, Nabi Muhammad SAW memeriksa kembali al-Quran
dengan malaikat Jibril sekali setiap bulan Ramadhan dan dua kali di akhir
hidupnya pada kalender Hijriah yang sama. Sejak al-Quran diturunkan sampai hari
ini, selalu ada banyak orang Islam yang menghapalkan semua ayat al-Quran surat
demi surat. Sebagian dari mereka ada yang sanggup menghapal al-Quran pada waktu
berumur 10 tahun. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tidak ada satu surat
pun di dalam al-Quran yang berubah selama berabad-abad sampai sekarang.
Al-Quran telah diturunkan 14 abad yang lalu menyebutkan fakta
yang bacu ditemukan akhir-akhir ini yang telah dibuktikan oleh para ilmuwan.
Hal ini membuktikan tidak ada keraguan bahwa al-Quran adalah firman yang
harfiah dari Allah, yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu
juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah benar-benar nabi dan utusan
yang diturunkan Allah. Hal ini adalah di luar alasan bahwa setiap manusia 14
abad yang lalu telah mengetahui beberapa fakta ini yang ditemukan atau
dibuktikan akhir-akhir ini dengan peralatan canggih dan metode yang rumit.
Sumber : Abdullah M.Al-Rehaili
0 komentar:
Post a Comment